mediarelasi.id – Hari Bidan Internasional diperingati setiap 5 Mei sebagai pengingat atas kontribusi profesi kebidanan dalam sistem pelayanan kesehatan. Peringatan ini telah diadakan secara global sejak tahun 1992 dan dirancang untuk menyoroti peran strategis bidan dalam mendukung kesehatan ibu dan anak.
Inisiatif peringatan ini pertama kali muncul dalam Konferensi Konfederasi Bidan Internasional (International Confederation of Midwives/ICM) di Belanda pada tahun 1987. Lima tahun setelahnya, 5 Mei ditetapkan sebagai tanggal resmi peringatan tahunan.
Bidan menjalankan fungsi pelayanan yang mencakup masa kehamilan, proses persalinan, hingga perawatan pascapersalinan. Mereka juga memiliki tanggung jawab untuk mengidentifikasi risiko kesehatan, merujuk pasien ke tenaga medis lanjutan, dan memberikan edukasi kesehatan keluarga.
Praktik kebidanan mengombinasikan pendekatan biologis, psikologis, dan sosial dalam proses kelahiran.
Bidan bekerja dalam berbagai konteks, baik di fasilitas kesehatan maupun di komunitas, dan terlibat langsung dalam pencegahan komplikasi serta promosi kesehatan reproduksi.
Pada peringatan 5 Mei 2021, Hari Bidan Internasional dijadikan momen peluncuran laporan global State of the World’s Midwifery (SoWMy) yang disusun oleh UNFPA, ICM, WHO, dan Novametrics. Laporan tersebut mencakup data dari 194 negara dan menyoroti kondisi tenaga kerja dalam bidang Kesehatan Seksual, Reproduksi, Ibu, Bayi Baru Lahir, dan Remaja (S.R.M.N.A.H.).
Laporan SoWMy 2021 mengidentifikasi kekurangan global sebesar 1,1 juta tenaga kerja di sektor S.R.M.N.A.H., di mana lebih dari 900.000 di antaranya adalah bidan. Angka ini menunjukkan tingkat kebutuhan terhadap peningkatan kapasitas pendidikan dan pelatihan di sektor kebidanan.
Hari Bidan Internasional digunakan oleh organisasi kesehatan internasional sebagai sarana penguatan agenda kebijakan terkait distribusi dan pengembangan profesi bidan. Tanggal ini juga menjadi bagian dari kampanye tahunan yang terintegrasi dengan target pembangunan kesehatan global.
