Musim Panas Mulai Menyengat, Kenali Perbedaan Heat Stroke dan Heat Exhaustion Sebelum Terlambat

mediarelasi.id – Indonesia mulai bersiap menghadapi kemarau. Udara kian kering, sinar matahari menusuk sejak pagi, dan langit tampak tak kenal belas kasihan. Menurut BMKG, cuaca terik ini dipicu oleh posisi semu matahari yang tengah melintas di atas garis khatulistiwa menuju utara — dan akan mencapai titik puncaknya pada akhir Juni 2025.
Di balik cuaca cerah dan langit biru yang menawan, ada bahaya yang mengintai tubuh manusia: heat exhaustion dan heat stroke. Keduanya adalah respons tubuh terhadap panas ekstrem, tapi jangan keliru — meski mirip, dampaknya sangat berbeda. Salah satunya bisa membawa Anda ke ruang gawat darurat.
🌡️ Apa Itu Heat Exhaustion?
Bayangkan tubuhmu seperti mesin yang kepanasan setelah dipaksa bekerja keras di bawah terik matahari. Itulah heat exhaustion — kelelahan akibat suhu tinggi yang dikombinasikan dengan dehidrasi. Penyebab umumnya termasuk aktivitas fisik berat di tengah cuaca panas, seperti olahraga di siang bolong.
Gejalanya? Pusing, keringat berlebihan, kram otot, napas pendek, mual, dan nadi yang cepat tapi lemah. Ini bukan sekadar kepanasan biasa; tubuh sudah mulai kewalahan.
🔥 Heat Stroke: Bahaya di Balik Matahari
Sementara itu, heat stroke adalah tahap selanjutnya — lebih serius, lebih cepat, dan jauh lebih berbahaya. Dalam kondisi ini, tubuh kehilangan kendali penuh atas termostat alaminya. Suhu tubuh bisa melonjak drastis hingga 40°C atau lebih.
Kulit bisa terasa panas dan kering karena tubuh sudah tak lagi bisa berkeringat. Detak jantung meningkat tajam, kepala terasa seperti ditusuk, dan kesadaran mulai terganggu. Ini bukan situasi untuk ditunda — heat stroke adalah kondisi darurat medis yang bisa berakibat fatal bila tidak ditangani segera.
🚑 Pertolongan Pertama: Jangan Tunggu Parah
Jika seseorang mulai menunjukkan tanda-tanda heat exhaustion, segera bawa ia ke tempat sejuk, longgarkan pakaian, dan beri air minum. Jika gejala tak membaik dalam 30 menit — atau penderita mulai muntah dan merasa semakin lemah — segera cari bantuan medis. Ini bisa menjadi awal dari heat stroke.
Namun jika sudah masuk ke fase heat stroke, waktu adalah musuh utama. Segera hubungi layanan darurat. Kompres tubuh dengan air dingin, kipasi, dan usahakan menurunkan suhu tubuh sambil menunggu bantuan tiba.
🌞 Saat Langit Terik, Waspadai Tubuh yang Melemah
Cuaca panas bukan hanya urusan rasa gerah. Saat matahari tak bersahabat, tubuh manusia pun bisa tumbang. Kenali gejalanya, pahami risikonya, dan jangan abaikan sinyal yang diberikan tubuhmu.
Karena dalam musim panas yang indah, bahaya bisa datang diam-diam — lewat satu tetes keringat yang tak keluar, atau satu detik yang terlalu lama di bawah matahari.
Responses