Ramai Usulan Daerah Istimewa Surakarta, Gubernur Jateng: “Saya Tidak Pernah Dengar”

- Penulis Berita

Kamis, 1 Mei 2025 - 18:35 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Surakarta

Surakarta

mediarelasi.idGubernur Jawa Tengah, Ahmad Luthfi, mengaku justru tak tahu-menahu soal usulan pembentukan Daerah Istimewa Surakarta (DIS).

“Saya malah baru dengar. Tapi ya, kalaupun ada wacana itu, kewenangannya mutlak di pemerintah pusat,” ujar Luthfi dengan nada datar seusai menghadiri Rapat Dengar Pendapat bersama Komisi II DPR RI, Rabu (30/4).


Pemekaran vs Prioritas: Mana yang Lebih Mendesak?

Luthfi tak menampik bahwa pembentukan daerah baru harus melalui proses yang tidak sebentar—dari ideologi hingga aspek pertahanan negara. “Kalau memang serius mau dimekarkan, semua dimensi harus dikaji secara menyeluruh. Tapi intinya, bukan domain kami di provinsi,” tegasnya.

Baca Juga:  Pendaki Malaysia Tewas Terjatuh di Jurang Rinjani

Alih-alih terpaku pada wacana daerah istimewa, Luthfi menekankan bahwa prioritas Jawa Tengah saat ini adalah mendorong pertumbuhan ekonomi, khususnya di kawasan aglomerasi seperti Semarang Raya, Solo Raya, Kedu, dan Banyumas.

“Yang lebih urgen itu justru bagaimana kita memperkuat ekonomi lokal. Ini yang menyentuh langsung masyarakat,” tegasnya.


Pusat Kebanjiran Usulan Istimewa

Wacana Daerah Istimewa Surakarta sendiri mencuat dalam rapat Komisi II bersama Kementerian Dalam Negeri pada 24 April lalu. Dirjen Otonomi Daerah, Akmal Malik, menyebut sudah ada enam wilayah yang mengajukan status istimewa dan lima wilayah lain yang ingin jadi daerah khusus.

Baca Juga:  Gempa 6 Magnitudo Goyang Pohuwato, Terasa hingga Manado dan Palu

Tak hanya itu, pemerintah pusat juga mencatat 42 permintaan pembentukan provinsi baru, 252 kabupaten, dan 36 kota baru yang masuk dalam daftar panjang pemekaran daerah.

“Ini bukan hal kecil. Ini pekerjaan rumah besar yang tidak bisa diselesaikan sepihak,” kata Akmal.


Sementara itu, publik menanti apakah wacana Solo sebagai daerah istimewa akan benar-benar diproses, atau hanya menjadi wacana politik yang muncul musiman setiap kali isu otonomi menghangat.

Berita Terkait

Pertamina Gandeng Seruni Bangun 16 Titik Air Bersih di Sragen
Pemprov DKI Ringankan Pajak Hotel dan Restoran, Bebaskan Denda PKB hingga Akhir Agustus
Kecelakaan Maut di Tol Pasuruan Probolinggo, Polisi Telusuri Penyebab Tabrakan
Polisi Kejar Lima Otak Utama Penyelundupan Benih Lobster Senilai Rp9,2 Miliar
Jalanan Kota Wonosari Masih Gelap, 59 Lampu Jalan Akan Dipasang Tahun Ini
Kemenhub Percepat Penanganan Longsor di Akses Stasiun Batu Tulis Bogor
Pelajar Jabar Akan Diberlakukan Jam Malam dan Sekolah Pukul 06.00
Dedi Mulyadi Tinjau Langsung Patroli Jam Malam Pelajar di Subang
Berita ini 0 kali dibaca
Tag :

Berita Terkait

Kamis, 19 Juni 2025 - 09:50 WIB

Pertamina Gandeng Seruni Bangun 16 Titik Air Bersih di Sragen

Minggu, 15 Juni 2025 - 12:49 WIB

Kecelakaan Maut di Tol Pasuruan Probolinggo, Polisi Telusuri Penyebab Tabrakan

Kamis, 12 Juni 2025 - 10:15 WIB

Polisi Kejar Lima Otak Utama Penyelundupan Benih Lobster Senilai Rp9,2 Miliar

Kamis, 12 Juni 2025 - 09:20 WIB

Jalanan Kota Wonosari Masih Gelap, 59 Lampu Jalan Akan Dipasang Tahun Ini

Jumat, 6 Juni 2025 - 15:55 WIB

Kemenhub Percepat Penanganan Longsor di Akses Stasiun Batu Tulis Bogor

Berita Terbaru

Bolu Meranti Tekan Biaya Energi hingga 50% Berkat Gas Bumi PGN

Teknologi dan Sains

Bolu Meranti Tekan Biaya Energi hingga 50% Berkat Gas Bumi PGN

Kamis, 26 Jun 2025 - 13:47 WIB