Baterai Ajaib! Dipelintir, Ditusuk, Tetap Menyala

mediarelasi.id – Di tengah laju inovasi teknologi, para ilmuwan kini memperkenalkan sebuah terobosan luar biasa: baterai elastis berbahan hidrogel yang tetap bisa berfungsi meski ditusuk, dipelintir, bahkan dihajar cuaca lembap.
Baterai ini bukan sekadar fleksibel layaknya jelly — ia juga mampu menyembuhkan dirinya sendiri, bebas racun, dan tetap stabil meski harus berhadapan dengan kondisi “neraka” bagi perangkat elektronik: kelembapan ekstrem. Jika baterai lithium-ion tradisional gampang mogok karena karat atau kering kerontang di lingkungan tak ramah, inovasi baru ini malah santai saja.
Tim peneliti menciptakan elektrolit berbasis air yang tidak mudah terbakar dan bebas fluor — menjadikan baterai hidrogel ini jauh lebih ramah lingkungan dan aman untuk manusia. Penelitian ini dipublikasikan dalam Science Advances pada 9 April 2025.
Tak sekadar janji manis, baterai ini diuji dengan metode ekstrem: ditusuk pisau, dipotong-potong, dipelintir, dipanaskan, dan dibiarkan bermandikan kelembapan tinggi. Hasilnya? Baterai tetap beroperasi stabil, bahkan mampu menjalani lebih dari 500 siklus pengisian-pengosongan dalam satu bulan tanpa drama berarti.
Kuncinya ada pada hidrogel cerdas yang mempertahankan 19% kadar air meski kelembapan relatif hanya 50%. Ini memungkinkan baterai tetap lentur tanpa butuh bungkus keras seperti baterai biasa. Bahkan setelah ‘cacat’ fisik, campuran hidrogel, elektrolit, dan elastomer memungkinkan baterai ini memulihkan 90% kapasitas aslinya.
Namun ada catatan: kapasitas energi baterai hidrogel memang lebih rendah dibanding baterai lithium-ion konvensional — hanya sekitar 50–150 Wh/kg, sementara baterai biasa bisa mencapai 200–300 Wh/kg. Artinya, baterai ajaib ini bukan untuk mobil listrik bertenaga besar, melainkan lebih cocok untuk perangkat wearable seperti fitness tracker, biosensor, atau monitor kesehatan pintar yang menempel di pakaian.
Dengan kelenturan, ketahanan, dan keamanan ekstra ini, era baru baterai pintar tampaknya tinggal sejengkal lagi.
Responses