Aktivitas Kapal Meningkat, Selat Sunda Jadi Jalur Strategis Perdagangan Maritim 2025

- Penulis Berita

Senin, 28 April 2025 - 19:51 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Selat Sunda

Selat Sunda

mediarelasi.id – Selat Sunda kembali menjadi sorotan setelah tercatat mengalami lonjakan aktivitas pelayaran selama kuartal pertama tahun 2025. Jalur laut yang memisahkan Pulau Jawa dan Sumatra ini kian memperkuat posisinya sebagai salah satu titik strategis dalam peta perdagangan maritim Indonesia dan Asia Tenggara.

Berdasarkan data dari Badan Keamanan Laut (Bakamla), frekuensi kapal yang melintasi Selat Sunda meningkat sebesar 18% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Peningkatan ini didorong oleh pemulihan ekonomi global pascapandemi dan melonjaknya ekspor-impor dari pelabuhan-pelabuhan besar seperti Tanjung Priok dan Panjang.

“Selat Sunda kini menjadi salah satu urat nadi perdagangan laut nasional. Dengan semakin padatnya rute Selat Malaka, banyak kapal kargo memilih jalur alternatif lewat Selat Sunda,” ungkap Kepala Bakamla Wilayah Barat, Laksamana Pertama Yudo Aditya, Senin (28/4/2025).

Baca Juga:  Sumatera Barat Raih 100 Persen Pembentukan Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih

Selain itu, pemerintah juga tengah mengembangkan infrastruktur pendukung seperti pengawasan laut, sistem navigasi canggih, dan pelabuhan penyangga untuk memastikan arus lalu lintas laut tetap aman dan efisien. Di sisi lain, peningkatan lalu lintas ini juga memicu kekhawatiran akan potensi kerusakan lingkungan dan risiko kecelakaan laut.

“Kami bekerja sama dengan Kementerian Perhubungan untuk memperkuat sistem pemantauan AIS (Automatic Identification System), mengingat padatnya jalur ini harus dibarengi dengan keamanan dan keselamatan yang ketat,” tambah Yudo.

Baca Juga:  Pemprov Maluku Utara Kawal Keberangkatan Haji hingga Kloter Akhir

Di tengah geliat aktivitas pelayaran, masyarakat pesisir di sekitar Anyer dan Bakauheni juga merasakan dampak positif, terutama dari sektor ekonomi lokal seperti logistik, perikanan, dan pariwisata.

Selat Sunda bukan hanya jalur pelayaran, tapi juga kawasan yang rawan secara geologis. Oleh karena itu, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) terus memantau aktivitas vulkanik Gunung Anak Krakatau yang terletak di tengah selat, guna mengantisipasi potensi tsunami atau gangguan navigasi.

Dengan terus meningkatnya peran strategisnya, Selat Sunda kini tak hanya dikenal karena sejarahnya, tetapi juga sebagai jalur vital masa depan ekonomi maritim Indonesia.

Berita Terkait

Sufmi Dasco, Sosok Tenang di Balik Banyak Solusi Politik
Gibran Blusukan ke Blitar, Ziarah ke Makam Bung Karno Jadi Awal Kunjungan
Lestari Moerdijat: Cagar Budaya Berperan Strategis Bangun Jati Diri dan Kebangsaan
Dinamika Politik Kabinet Prabowo: Antara Loyalitas Koalisi dan Dorongan Reformasi
Rieke Diah Pitaloka Puji Pembatalan Izin Tambang di Raja Ampat dan Tegaskan Pentingnya Perlindungan Pulau Kecil
Program Makan Bergizi Gratis Diminati Warga Bogor, Jaro Ade: Ini Aspirasi Nyata Masyarakat
Iduladha di Pacitan, Ibas dan Aliya Yudhoyono Serahkan Hewan Kurban untuk Warga
Kemenparekraf Dorong Pemanfaatan Kekayaan Intelektual untuk Perkuat Produk Kreatif Lokal
Berita ini 7 kali dibaca
Tag :

Berita Terkait

Kamis, 19 Juni 2025 - 09:40 WIB

Sufmi Dasco, Sosok Tenang di Balik Banyak Solusi Politik

Kamis, 19 Juni 2025 - 09:34 WIB

Gibran Blusukan ke Blitar, Ziarah ke Makam Bung Karno Jadi Awal Kunjungan

Sabtu, 14 Juni 2025 - 17:49 WIB

Lestari Moerdijat: Cagar Budaya Berperan Strategis Bangun Jati Diri dan Kebangsaan

Kamis, 12 Juni 2025 - 09:43 WIB

Dinamika Politik Kabinet Prabowo: Antara Loyalitas Koalisi dan Dorongan Reformasi

Kamis, 12 Juni 2025 - 09:38 WIB

Rieke Diah Pitaloka Puji Pembatalan Izin Tambang di Raja Ampat dan Tegaskan Pentingnya Perlindungan Pulau Kecil

Berita Terbaru

Bolu Meranti Tekan Biaya Energi hingga 50% Berkat Gas Bumi PGN

Teknologi dan Sains

Bolu Meranti Tekan Biaya Energi hingga 50% Berkat Gas Bumi PGN

Kamis, 26 Jun 2025 - 13:47 WIB