Jumbo Mengguncang Bioskop, 5 Juta Penonton dan Terima Kasih untuk “Buzzer” Tanpa Bayaran

mediarelasi.id – Dalam waktu kurang dari tiga pekan, seekor gajah animasi bernama Jumbo berhasil menggetarkan dunia perfilman Indonesia. Disutradarai oleh Ryan Adriandhy, film ini bukan hanya mencetak angka fantastis — 5 juta penonton dalam 19 hari — tetapi juga menorehkan sejarah sebagai film animasi terlaris se-Asia Tenggara.
Dirilis pada 31 Maret 2025, Jumbo seperti mendapat tiket emas dari semesta: tayang di momen libur Lebaran, disambut dengan antrean panjang di bioskop, dan dibicarakan tanpa henti di lini masa media sosial. Tanpa kampanye iklan bombastis, kekuatan film ini justru terletak pada… buzz.
Lewat unggahan yang penuh rasa syukur, Ryan menuliskan pesan sederhana namun mengena:
“Terima kasih sudah jadi bagian dari #BuzzerJUMBO dengan cinta yang luar biasa.”
Sebuah ungkapan bagi para penonton yang dengan suka rela menjadi promotor sukarela — buzzer tanpa bayaran, tapi dengan semangat penuh.
Film ini bukan proyek instan. Lima tahun proses produksi, seluruh kru dan animator adalah talenta lokal, dan setiap frame-nya menyimpan peluh serta mimpi yang perlahan jadi nyata. Jumbo bukan hanya film, tapi perayaan kemampuan anak bangsa.
Respons penonton yang luar biasa membuat banyak bioskop tak ragu menambah layar tayang. Di kota-kota besar, permintaan tiket terus melonjak — membuat Jumbo bukan sekadar tontonan, tapi fenomena.
Akun Bicara Box Office menyebut film ini berpeluang besar masuk jajaran tiga besar film Indonesia terlaris sepanjang masa. Data terakhir dari Cinepoint menyebut angka penonton sudah melewati 4,9 juta dan terus naik.
Apa yang membuat Jumbo begitu spesial? Mungkin karena di balik ceritanya yang hangat, ada harapan kolektif: bahwa karya anak negeri bisa bersinar, bahwa animasi lokal bisa jadi raksasa, dan bahwa cinta penonton adalah promosi terbaik.
Jumbo sudah jadi besar. Tapi ia lahir dari tangan-tangan kecil yang tak kenal lelah.
Responses