Trump Diduga Siapkan “Bongkar Pasang” Diplomatik, 30 Pos Luar Negeri AS Terancam Ditutup

Trump

mediarelasi.id Washington D.C. tengah bergolak oleh kabar mengejutkan: pemerintahan Presiden Donald Trump diduga sedang menggodok rencana penutupan hampir 30 kedutaan dan konsulat Amerika Serikat di seluruh penjuru dunia. Informasi ini terendus setelah dokumen internal Departemen Luar Negeri bocor ke tangan CNN.

Langkah ini bukan sekadar penghematan, melainkan bagian dari ambisi reformasi besar-besaran dalam tubuh birokrasi federal. Di balik layar, Departemen Efisiensi Pemerintahan—unit yang kabarnya didukung langsung oleh Elon Musk—tengah mendorong perampingan radikal terhadap kehadiran diplomatik Negeri Paman Sam.

Dokumen menyebutkan sebanyak 27 pos diplomatik disarankan untuk ditutup: 10 kedutaan dan 17 konsulat. Lokasinya tersebar luas, dari Eropa hingga Karibia, dari jantung Afrika hingga Asia Timur. Negara-negara seperti Malta, Luksemburg, Lesotho, Republik Afrika Tengah, hingga Sudan Selatan masuk daftar yang akan kehilangan kehadiran resmi AS.

Yang tak kalah mencengangkan, lima konsulat di Prancis ikut dalam daftar ‘korban kebijakan’, bersama dua di Jerman, dua di Bosnia dan Herzegovina, serta masing-masing satu di Inggris, Afrika Selatan, dan Korea Selatan.

Jika rencana ini berjalan, tugas-tugas kedutaan dan konsulat akan dialihkan ke kantor diplomatik di negara tetangga—sebuah skema yang disebut “konsolidasi strategis”. Namun, hingga kini belum jelas apakah Menteri Luar Negeri Marco Rubio telah menandatangani rencana ini.

Juru Bicara Departemen Luar Negeri, Tammy Bruce, memilih bungkam saat dimintai konfirmasi. Ia menegaskan bahwa dokumen seperti ini kerap kali bersifat tentatif dan belum tentu mencerminkan keputusan akhir. Bruce menyarankan agar pertanyaan diarahkan langsung ke Gedung Putih atau Presiden Trump sendiri.

Yang menarik, dari semua pos yang disebutkan dalam dokumen, hanya dua yang sejauh ini diumumkan akan memiliki duta besar baru—Malta dan Luksemburg—membuat publik bertanya-tanya: apakah ini pertanda, atau justru pengecualian?

Jika benar langkah ini dijalankan, dunia bisa menyaksikan salah satu pergeseran paling dramatis dalam wajah diplomasi Amerika modern. Dan untuk negara-negara yang selama ini bergantung pada kehadiran fisik AS, ini bisa jadi awal dari era diplomatik yang lebih sunyi.

Related Articles

Responses

Your email address will not be published. Required fields are marked *