mediarelasi.id – Kenya kini dalam mode siaga tinggi. Enam orang dilaporkan meninggal dunia akibat merebaknya wabah kolera yang kini menyebar ke sejumlah wilayah strategis seperti Migori, Kisumu, dan bahkan jantung negara—Nairobi.
Menurut laporan Xinhua, Kamis (10/4/2025), sebanyak 97 orang lainnya telah terjangkit penyakit mematikan ini hanya dalam waktu kurang dari dua pekan sejak kasus pertama mencuat ke permukaan. Pemerintah pun bergerak cepat, tak ingin kejadian ini berkembang menjadi krisis nasional.
Dari Nairobi, Menteri Kesehatan Kenya, Aden Duale, menyampaikan pernyataan resmi bahwa seluruh mesin birokrasi dan tenaga medis telah diaktifkan dalam menghadapi ancaman ini.
“Kami tidak main-main. Setiap sudut negeri dalam kondisi siaga penuh. Pengawasan diperketat, dan edukasi publik kami gencarkan,” ujar Duale dengan nada tegas.
Salah satu langkah prioritas yang diambil pemerintah adalah pelatihan darurat bagi tenaga kesehatan di area terdampak. Selain itu, kampanye penyuluhan secara masif diluncurkan, dengan fokus utama pada kebersihan air dan sanitasi—dua kunci utama dalam memutus rantai penyebaran kolera.
Pemerintah juga mengimbau warga untuk ekstra hati-hati terhadap air yang dikonsumsi. Sebab, kolera dikenal sebagai penyakit yang menyebar melalui air yang tercemar dan dapat memicu diare parah serta dehidrasi ekstrem. Tanpa penanganan cepat, nyawa bisa jadi taruhannya.
Kini, seluruh kabupaten diinstruksikan untuk memperketat pengawasan dan menyiapkan respons medis yang sigap. Dengan segala kesiapan yang dikerahkan, Kenya berharap dapat menekan penyebaran wabah sebelum menjalar lebih jauh.
“Ini bukan hanya soal medis, ini soal tanggung jawab bersama. Dari pemerintah hingga masyarakat, semua harus ambil bagian,” tutup Duale.