Slowakia Izinkan Penembakan Massal 350 Beruang, Picu Perdebatan Sengit

Slowakia Izinkan Penembakan Massal 350 Beruang

mediarelasi.idPemerintah Slowakia telah memberikan izin untuk menembak 350 beruang liar setelah serangkaian insiden serangan terhadap manusia. Keputusan ini dipicu oleh meningkatnya konflik antara manusia dan satwa liar, termasuk tragedi penemuan mayat seorang pria di Slowakia tengah pada 30 Maret 2024 yang diduga menjadi korban serangan beruang.

Perdana Menteri Robert Fico menegaskan bahwa langkah ini diambil demi melindungi keselamatan warga.

“Kita tidak bisa membiarkan ketakutan membatasi kebebasan rakyat untuk menikmati alam,” ujarnya dalam konferensi pers pada Rabu (2/4/2025).

Pemerintah bahkan menetapkan keadaan darurat di beberapa distrik yang dianggap memiliki populasi beruang berlebih dan berisiko tinggi. Langkah ini mendapat dukungan dari sebagian warga yang merasa terancam, tetapi juga memicu kecaman dari kelompok konservasi yang menilai tindakan tersebut sebagai pelanggaran terhadap perlindungan satwa liar.

Regulasi yang Diperlonggar, Tapi Terikat Aturan Uni Eropa

Pada Mei 2024, parlemen Slowakia telah melonggarkan aturan terkait penembakan beruang, memberikan pengecualian terhadap larangan berburu di beberapa wilayah tertentu. Meski begitu, negara ini tetap terikat dengan regulasi Uni Eropa yang hanya mengizinkan pembunuhan beruang dalam kasus tertentu, seperti saat hewan tersebut terbukti menyerang manusia atau menyebabkan kerusakan besar, dan jika tidak ada solusi alternatif.

Statistik menunjukkan bahwa pada tahun 2023, sebanyak 93 beruang ditembak mati di Slowakia, sementara 36 lainnya tewas akibat kecelakaan lalu lintas.

Namun, investigasi oleh Pusat Investigasi Jan Kuciak mengungkap bahwa dari 50 kasus serangan beruang sejak 2024, tidak ada bukti bahwa pemburu berhasil membunuh individu beruang yang benar-benar bertanggung jawab atas serangan tersebut.

Polemik: Keamanan atau Konservasi?

Langkah pemerintah ini mendapat kritik keras dari aktivis lingkungan yang menilai bahwa keputusan tersebut lebih didorong oleh kepentingan politik daripada urgensi ekologis. Mereka menuding Kementerian Lingkungan Hidup Slowakia mengabaikan tanggung jawab konservasi dan memilih pendekatan represif dibandingkan solusi jangka panjang, seperti edukasi masyarakat dan metode mitigasi konflik yang lebih berkelanjutan.

Menteri Lingkungan Hidup Tomas Taraba berargumen bahwa populasi beruang di Slowakia telah mencapai lebih dari 1.300 ekor—melampaui angka ideal sekitar 800 ekor. Menurutnya, pengurangan populasi ini adalah langkah yang diperlukan untuk menjaga keseimbangan ekosistem.

Namun, para aktivis dan sejumlah ahli ekologi tetap mendesak pemerintah mencari pendekatan lain yang lebih manusiawi dan tidak mengancam keberlangsungan populasi beruang dalam jangka panjang. Perdebatan antara perlindungan manusia dan konservasi satwa liar pun terus memanas, menjadikan Slowakia sebagai pusat perhatian dalam isu keberlanjutan ekologi di Eropa.

Related Articles

Responses

Your email address will not be published. Required fields are marked *