Langkah Efisiensi Anggaran di Berbagai Negara: Upaya Menjaga Stabilitas Ekonomi

- Penulis Berita

Rabu, 12 Februari 2025 - 10:58 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Langkah Efisiensi Anggaran di Berbagai Negara: Upaya Menjaga Stabilitas Ekonomi

Langkah Efisiensi Anggaran di Berbagai Negara: Upaya Menjaga Stabilitas Ekonomi

mediarelasi.id Dalam menghadapi tekanan ekonomi global, berbagai negara mulai menerapkan kebijakan efisiensi anggaran guna mengurangi beban keuangan negara. Tidak hanya Indonesia, langkah ini juga diambil oleh sejumlah negara lain demi menjaga stabilitas fiskal di tengah tantangan ekonomi yang semakin kompleks.

Berbagai faktor seperti perlambatan ekonomi, defisit anggaran, hingga krisis fiskal mendorong pemerintah di berbagai belahan dunia untuk melakukan penghematan. Berikut ini adalah beberapa negara yang telah menerapkan kebijakan tersebut:

Vietnam
Pemerintah Vietnam mengambil langkah besar dalam efisiensi anggaran dengan memangkas 20 persen pegawai negeri guna menghemat sekitar Rp 73 triliun dalam lima tahun ke depan. Selain itu, jumlah kementerian dan lembaga dikurangi dari 30 menjadi 22, termasuk di sektor media, kepolisian, dan militer.

Sebanyak 100.000 pegawai diperkirakan akan terdampak, baik melalui pemberhentian langsung maupun tawaran pensiun dini. Meski kebijakan ini menuai kekhawatiran, Vietnam optimistis bahwa langkah tersebut akan mempercepat pertumbuhan ekonomi dari 7,1 persen menjadi 8 persen. Pemerintah juga menargetkan status negara berpendapatan menengah pada 2030 dan berpendapatan tinggi pada 2045.

Amerika Serikat
Di Amerika Serikat, efisiensi anggaran menjadi fokus utama pemerintahan Donald Trump. Presiden Trump membentuk Departemen Efisiensi Pemerintah (DOGE) yang diketuai oleh Elon Musk untuk memangkas anggaran federal. Kebijakan ini mencakup penghentian kerja jarak jauh, pembekuan perekrutan, serta pemangkasan pegawai negeri secara besar-besaran.

Baca Juga:  Pompeii Italia Terapkan Batasan Kunjungan untuk Cegah Overtourism, Maksimal 20 Ribu Pengunjung per Hari

Skema buyout ditawarkan kepada lebih dari 2 juta pegawai negeri, memberikan insentif gaji penuh selama delapan bulan bagi yang bersedia mengundurkan diri. Hingga Februari 2025, sekitar 65.000 pegawai telah menerima tawaran ini, dengan target pemangkasan mencapai 200.000 pegawai.

Jika kebijakan ini berhasil, pemangkasan pegawai akan menjadi yang terbesar dalam sejarah AS dengan potensi penghematan hingga Rp 1.600 triliun. Namun, langkah ini menuai kritik dari serikat pekerja yang menilai bahwa pemangkasan dilakukan tanpa perencanaan matang, serta tuduhan konflik kepentingan terhadap Elon Musk. Selain itu, pemerintahan Trump juga membekukan anggaran lembaga bantuan internasional USAID selama 90 hari dan memangkas miliaran dolar dana penelitian biomedis, yang kemudian menghadapi tantangan hukum dari berbagai pihak.

Argentina
Argentina juga melakukan langkah drastis dalam efisiensi anggaran di bawah kepemimpinan Presiden Javier Milei sejak akhir 2023. Milei menerapkan pemangkasan 30.000 pegawai negeri atau sekitar 10 persen dari total pegawai federal sebagai upaya mengurangi beban belanja negara.

Milei bahkan mengancam akan memberhentikan 40.000 pegawai lainnya jika mereka gagal dalam evaluasi kinerja. Meskipun kebijakan ini memicu ketegangan sosial dan meningkatkan angka kemiskinan menjadi 53 persen, Argentina berhasil mencatat surplus neraca perdagangan selama 13 bulan berturut-turut berkat peningkatan ekspor biji-bijian dan energi.

Baca Juga:  Harga Emas Melejit, Warisan Keluarga Amerika Dilebur demi Uang Tunai

Inggris
Di Inggris, efisiensi anggaran menjadi prioritas pemerintah dengan rencana pengurangan lebih dari 10.000 pegawai negeri sejak Desember 2024. Langkah ini diambil untuk mengatasi lonjakan jumlah pegawai yang meningkat akibat Brexit dan pandemi Covid-19.

Menteri Keuangan Rachel Reeves menginstruksikan pemangkasan anggaran sebesar 5 persen di setiap kementerian, yang berpotensi berdampak pada jumlah pegawai. Saat ini, jumlah pegawai negeri sipil di pemerintahan pusat Inggris mencapai 513.000, naik dari 380.000 pada 2016.

Menteri Kantor Kabinet Pat McFadden menekankan pentingnya efisiensi birokrasi dibanding sekadar menetapkan target pengurangan pegawai. Pemerintah berupaya meningkatkan pemanfaatan teknologi dalam pelayanan publik meskipun kebijakan ini mendapat kritik dari serikat pekerja yang menganggapnya terlalu drastis.

Kesimpulan

Berbagai negara terus berupaya melakukan efisiensi anggaran guna menekan pengeluaran dan meningkatkan efektivitas birokrasi. Meskipun langkah ini menawarkan manfaat ekonomi dalam jangka panjang, tantangan sosial dan politik tetap menjadi faktor yang harus diperhitungkan dalam pelaksanaannya.

Berita Terkait

Veteran AS Lebih Rentan Masuk Penjara, Terapi Kuda Jadi Harapan Baru
Perjalanan Spektakuler Melintasi 50 Terowongan dan 77 Jembatan di Taiwan
Iran Desak Negara-Negara Islam Bersatu Hadapi Agresi Israel
Israel Gempur Teheran, Iran Balas dengan Serangan Rudal ke Galilea
Modi Tinjau Langsung Lokasi Jatuhnya Air India AI‑171 di Ahmedabad
Kerusuhan di Los Angeles, Wali Kota Terapkan Jam Malam Akibat Protes Kebijakan Imigrasi Trump
Hamas Ragukan Seriusnya Ajakan Gencatan Senjata Israel dan AS
PBB di Ambang Perombakan Besar: Pemangkasan Anggaran, Ribuan Pegawai Terancam
Berita ini 11 kali dibaca
Tag :

Berita Terkait

Senin, 16 Juni 2025 - 13:20 WIB

Veteran AS Lebih Rentan Masuk Penjara, Terapi Kuda Jadi Harapan Baru

Senin, 16 Juni 2025 - 13:00 WIB

Perjalanan Spektakuler Melintasi 50 Terowongan dan 77 Jembatan di Taiwan

Senin, 16 Juni 2025 - 12:49 WIB

Iran Desak Negara-Negara Islam Bersatu Hadapi Agresi Israel

Minggu, 15 Juni 2025 - 12:16 WIB

Israel Gempur Teheran, Iran Balas dengan Serangan Rudal ke Galilea

Sabtu, 14 Juni 2025 - 18:16 WIB

Modi Tinjau Langsung Lokasi Jatuhnya Air India AI‑171 di Ahmedabad

Berita Terbaru

Bolu Meranti Tekan Biaya Energi hingga 50% Berkat Gas Bumi PGN

Teknologi dan Sains

Bolu Meranti Tekan Biaya Energi hingga 50% Berkat Gas Bumi PGN

Kamis, 26 Jun 2025 - 13:47 WIB