mediarelasi.id – Seorang turis asal China berinisial JT, yang berdomisili di Singapura, menjadi korban kekerasan seksual saat kembali ke penginapan usai merayakan malam pergantian tahun di Pantai Nyangnyang, Bali. Kejadian tragis tersebut terjadi pada Rabu dini hari, 1 Januari 2025, di kawasan Jalan Batu Kandik, Desa Pecatu, Kuta Selatan.
JT merayakan tahun baru bersama enam temannya di Pantai Nyangnyang. Setelah acara usai, mereka memutuskan kembali ke penginapan masing-masing menggunakan jasa ojek lokal. Namun, perjalanan JT berakhir di luar dugaan ketika tukang ojek yang membawanya malah menuju jalanan sepi dan bukan arah yang semestinya.
Merasa curiga, JT meminta pelaku untuk kembali ke jalur yang benar, tetapi permintaan tersebut diabaikan. Upaya korban untuk menghubungi temannya juga gagal karena tidak ada sinyal. Ketika mencoba melawan, pelaku merampas dan membuang ponsel korban ke tanah.
Menurut sumber, pelaku kemudian menunjukkan pesan di ponselnya yang bertuliskan, “I want to have sex with you.” Ketika korban menolak dan mencoba melawan, pelaku mencekiknya sebelum melakukan tindakan kekerasan seksual.
Setelah kejadian, pelaku mencoba memeras korban dengan meminta uang. Namun, saat korban mengatakan tidak memiliki uang, pelaku memeriksa tasnya, mengambil gelang berlian milik korban, lalu melarikan diri.
Korban akhirnya berhasil mencari pertolongan di rumah warga terdekat sebelum temannya membawanya ke rumah sakit. Kejadian ini kemudian dilaporkan ke Polda Bali pada 2 Januari 2025.
Kabid Humas Polda Bali, Kombes Pol Jansen Avitus Panjaitan, mengonfirmasi insiden tersebut dan menyatakan bahwa laporan korban sedang dalam penyelidikan Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum). “Kami masih mendalami kasus ini dan tengah melakukan penyelidikan intensif,” ujarnya.
Kejadian ini menjadi pengingat serius akan pentingnya keamanan bagi wisatawan dan meningkatkan pengawasan terhadap penyedia jasa transportasi di daerah wisata.
