Pemakzulan Presiden Sementara Korea Selatan

- Penulis Berita

Jumat, 27 Desember 2024 - 16:05 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Pemakzulan Presiden Sementara Korea Selatan

Pemakzulan Presiden Sementara Korea Selatan

mediarelasi.id Dalam perkembangan politik yang mengejutkan, Parlemen Korea Selatan memutuskan untuk memakzulkan Presiden Sementara Han Duck-soo melalui pemungutan suara di Majelis Nasional pada Jumat (27/12/2024). Keputusan ini menandai babak baru dalam sejarah politik Korea Selatan, di mana dua pemimpin negara dimakzulkan hanya dalam kurun waktu dua minggu.

Pemicu Ketegangan Politik

Pemakzulan Han Duck-soo merupakan buntut dari penerapan darurat militer singkat oleh Presiden Yoon Suk Yeol, yang lebih dahulu dimakzulkan pada Sabtu (14/12/2024). Keputusan kontroversial tersebut memicu protes keras dari berbagai kalangan, memperburuk situasi politik yang sudah tegang.

Han Duck-soo diangkat sebagai presiden sementara setelah pemakzulan Yoon Suk Yeol oleh parlemen. Namun, hanya dua pekan menjabat, Han juga menghadapi nasib serupa ketika Majelis Nasional kembali menggelar rapat untuk menentukan posisinya sebagai pemimpin sementara.

Rekor Baru dalam Pemakzulan

Pemakzulan ini mencatat sejarah baru bagi Korea Selatan. Belum pernah sebelumnya dalam sejarah negara tersebut dua presiden dimakzulkan dalam waktu yang sangat singkat. Dalam pemungutan suara kali ini, mayoritas anggota parlemen menyetujui pemakzulan Han Duck-soo.

Baca Juga:  Kardinal AS Robert Prevost Terpilih sebagai Paus Leo XIV

Menurut laporan dari The Korea Herald, untuk memakzulkan seorang presiden diperlukan persetujuan dua pertiga dari seluruh anggota parlemen, yaitu setidaknya 200 suara. Dalam kasus ini, 192 anggota parlemen memberikan suara mendukung pemakzulan Han. Meskipun angka ini lebih rendah dari syarat pemakzulan presiden terpilih, jumlah tersebut cukup untuk memakzulkan Han sebagai anggota kabinet.

Tantangan Legalitas

Meski keputusan telah diambil, pemakzulan Han Duck-soo menuai kontroversi. Partai Kekuatan Rakyat, yang merupakan partai berkuasa, menentang langkah ini dan mempertanyakan legalitasnya. Mereka menganggap keputusan tersebut tidak sesuai dengan prosedur hukum yang berlaku.

Namun, parlemen bersikukuh bahwa tindakan ini diperlukan untuk mengatasi krisis politik yang tengah melanda negara. Ketegangan antara kubu pendukung dan penentang pemakzulan semakin memperlihatkan polarisasi dalam lanskap politik Korea Selatan.

Siapa Pengganti Han Duck-soo?

Jika pemakzulan Han Duck-soo disetujui secara final, maka Wakil Perdana Menteri sekaligus Menteri Keuangan Choi Sang-mok diperkirakan akan mengambil alih peran sebagai presiden sementara. Hal ini menjadikan Choi sebagai tokoh berikutnya yang harus memimpin Korea Selatan di tengah gejolak politik yang belum mereda.

Baca Juga:  Dua Mata Uang Ini Bersinar di Tengah Badai Tarif Trump

Langkah Selanjutnya

Sementara itu, nasib Yoon Suk Yeol sebagai presiden terpilih masih menunggu keputusan dari Mahkamah Konstitusi Korea Selatan. Jika Mahkamah memutuskan untuk menguatkan pemakzulan, maka Korea Selatan harus menggelar pemilu presiden baru dalam waktu dekat.

Situasi ini menciptakan ketidakpastian besar di kalangan masyarakat dan investor. Banyak pihak berharap agar proses politik yang sedang berlangsung dapat segera memberikan kejelasan untuk mengembalikan stabilitas di Korea Selatan.

Kesimpulan

Pemakzulan dua presiden dalam waktu singkat adalah momen yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah Korea Selatan. Keputusan parlemen untuk memakzulkan Han Duck-soo mencerminkan kompleksitas dinamika politik di negara tersebut. Kini, perhatian tertuju pada langkah Mahkamah Konstitusi dan bagaimana pemerintah sementara akan mengelola krisis ini. Dengan berbagai tantangan yang ada, masa depan politik Korea Selatan tampaknya masih penuh dengan ketidakpastian.

Berita Terkait

Veteran AS Lebih Rentan Masuk Penjara, Terapi Kuda Jadi Harapan Baru
Perjalanan Spektakuler Melintasi 50 Terowongan dan 77 Jembatan di Taiwan
Iran Desak Negara-Negara Islam Bersatu Hadapi Agresi Israel
Israel Gempur Teheran, Iran Balas dengan Serangan Rudal ke Galilea
Modi Tinjau Langsung Lokasi Jatuhnya Air India AI‑171 di Ahmedabad
Kerusuhan di Los Angeles, Wali Kota Terapkan Jam Malam Akibat Protes Kebijakan Imigrasi Trump
Hamas Ragukan Seriusnya Ajakan Gencatan Senjata Israel dan AS
PBB di Ambang Perombakan Besar: Pemangkasan Anggaran, Ribuan Pegawai Terancam
Berita ini 5 kali dibaca

Berita Terkait

Senin, 16 Juni 2025 - 13:20 WIB

Veteran AS Lebih Rentan Masuk Penjara, Terapi Kuda Jadi Harapan Baru

Senin, 16 Juni 2025 - 13:00 WIB

Perjalanan Spektakuler Melintasi 50 Terowongan dan 77 Jembatan di Taiwan

Senin, 16 Juni 2025 - 12:49 WIB

Iran Desak Negara-Negara Islam Bersatu Hadapi Agresi Israel

Minggu, 15 Juni 2025 - 12:16 WIB

Israel Gempur Teheran, Iran Balas dengan Serangan Rudal ke Galilea

Sabtu, 14 Juni 2025 - 18:16 WIB

Modi Tinjau Langsung Lokasi Jatuhnya Air India AI‑171 di Ahmedabad

Berita Terbaru

Bolu Meranti Tekan Biaya Energi hingga 50% Berkat Gas Bumi PGN

Teknologi dan Sains

Bolu Meranti Tekan Biaya Energi hingga 50% Berkat Gas Bumi PGN

Kamis, 26 Jun 2025 - 13:47 WIB