mediarelasi.id – Bank of Japan (BOJ), otoritas moneter tertinggi Jepang, memutuskan untuk tetap mempertahankan suku bunga acuannya di angka 0,25%. Langkah ini sejalan dengan strategi kebijakan moneter akomodatif yang selama ini diusung.
Dalam rapat kebijakan dua hari yang baru saja usai, keputusan ini diambil dengan mayoritas suara: delapan dari sembilan anggota Dewan Kebijakan menyetujui langkah tersebut.
Ini adalah kali ketiga berturut-turut BOJ memilih untuk tidak mengubah suku bunga, sebuah langkah yang sudah diantisipasi oleh banyak pelaku pasar.
Meski harga konsumen inti Jepang—indikator inflasi utama—masih berada di atas target 2% yang telah ditetapkan sejak April 2022, BOJ tetap berhati-hati dalam mengambil langkah berikutnya.
Para anggota dewan menegaskan bahwa pengetatan kebijakan moneter baru akan dilakukan jika terdapat bukti kuat bahwa ekonomi dan harga berkembang sesuai proyeksi.
“Kondisi perekonomian dan harga di Jepang masih dipenuhi dengan ketidakpastian yang tinggi, terutama mengingat dinamika global yang terus berubah,” demikian disampaikan dalam pernyataan resmi pasca-rapat.
Sebelumnya, BOJ sempat mengakhiri kebijakan suku bunga negatif pada Maret lalu, diikuti dengan kenaikan suku bunga pertama sejak 2007. Kenaikan mengejutkan kembali terjadi pada Juli, membawa suku bunga ke level saat ini, 0,25%, dari rentang nol hingga 0,1%.
Keputusan ini mencerminkan pendekatan BOJ yang hati-hati namun tegas dalam menghadapi tantangan domestik dan global, sembari tetap menjaga stabilitas ekonomi Jepang.