5 Tanda Seseorang Mengidap Bipolar

- Penulis Berita

Sabtu, 12 Oktober 2024 - 15:32 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

5 Tanda Seseorang Mengidap Bipolar

5 Tanda Seseorang Mengidap Bipolar

mediarelasi.id – Bipolar adalah gangguan mental yang ditandai oleh perubahan suasana hati yang ekstrem, yang sering kali berlangsung dari periode yang sangat bahagia atau energik (mania atau hipomania) hingga fase depresi yang mendalam. Orang yang mengalami gangguan bipolar bisa merasa di puncak dunia pada satu waktu dan kemudian jatuh ke dalam keputusasaan beberapa saat kemudian.

Bipolar bukanlah sekadar “mood swing” biasa, tetapi kondisi serius yang memengaruhi bagaimana seseorang berpikir, merasakan, dan berfungsi dalam kehidupan sehari-hari.

Mengenali tanda-tanda bipolar bisa menjadi langkah penting dalam mendapatkan bantuan yang tepat. Berikut adalah lima tanda umum seseorang mengidap gangguan bipolar:

1. Perubahan Suasana Hati yang Ekstrem

Tanda utama dari gangguan bipolar adalah perubahan suasana hati yang sangat ekstrem antara fase mania atau hipomania dan fase depresi. Fase mania adalah periode di mana seseorang merasa sangat energik, euforia, atau penuh dengan ide-ide besar. Di sisi lain, fase depresi adalah kebalikan dari ini, dengan perasaan putus asa, sedih, dan kelelahan yang mendalam.

Saat dalam fase mania atau hipomania, seseorang mungkin terlihat sangat ceria dan optimis, tetapi energinya berlebihan dan sering kali tidak sesuai dengan situasi yang dihadapi. Sebaliknya, pada fase depresi, orang tersebut bisa merasa sangat murung, tidak berharga, dan kehilangan minat pada aktivitas yang biasanya disukai.

Siklus perubahan suasana hati ini tidak selalu terjadi dalam pola yang sama, dan fase mania atau depresi bisa berlangsung selama beberapa hari, minggu, atau bahkan bulan.

2. Perilaku Impulsif dan Berisiko

Salah satu ciri dari fase mania dalam gangguan bipolar adalah perilaku impulsif dan pengambilan risiko yang berlebihan.

Orang yang sedang mengalami mania sering kali merasa tidak terkalahkan dan mungkin melakukan tindakan-tindakan yang tidak dipikirkan dengan matang atau yang mereka anggap tidak memiliki konsekuensi.

Baca Juga:  Anna Wintour: Sang Ratu Mode di Balik Kacamata Hitam

Misalnya, seseorang mungkin mulai berbelanja secara berlebihan tanpa memikirkan dampaknya terhadap keuangan, mengemudi dengan kecepatan tinggi tanpa rasa takut, atau bahkan terlibat dalam perilaku seksual yang tidak aman. Tindakan impulsif ini sering kali membuat orang dengan gangguan bipolar menyesal atau mengalami masalah setelah fase mania mereda. Perilaku semacam ini tidak hanya dapat berdampak buruk bagi mereka sendiri, tetapi juga bagi orang-orang di sekitar mereka.

3. Gangguan Tidur

Masalah tidur adalah tanda yang sangat umum pada orang dengan gangguan bipolar, terutama saat mereka berada dalam fase mania. Seseorang mungkin merasa sangat sedikit tidur atau bahkan hampir tidak tidur sama sekali selama beberapa hari, tetapi tetap merasa sangat energik dan aktif. Dalam fase mania, orang mungkin merasa bahwa mereka tidak memerlukan tidur sebanyak biasanya dan tetap bisa menjalani hari-hari mereka dengan produktif.

Sebaliknya, saat berada dalam fase depresi, seseorang bisa mengalami insomnia atau tidur berlebihan. Rasa kelelahan yang berlebihan dapat membuat orang tersebut merasa sulit bangun dari tempat tidur atau tetap terjaga sepanjang hari. Masalah tidur yang signifikan ini dapat memperburuk gejala gangguan bipolar dan sering kali menjadi indikator awal bahwa suasana hati seseorang akan berubah.

4. Kesulitan Berkonsentrasi dan Mengambil Keputusan

Orang yang mengalami gangguan bipolar sering kali kesulitan untuk berkonsentrasi, terutama selama fase depresi. Mereka mungkin merasa sangat sulit untuk fokus pada tugas-tugas sederhana dan sering kali terjebak dalam pikiran mereka sendiri. Selain itu, kemampuan untuk mengambil keputusan juga dapat terpengaruh. Dalam fase mania, seseorang mungkin membuat keputusan secara impulsif tanpa mempertimbangkan konsekuensinya, sementara dalam fase depresi, seseorang mungkin merasa sangat ragu atau tidak dapat membuat keputusan sama sekali.

Baca Juga:  Wacana Penghapusan SKCK Mencuat, Kriminolog UI Dorong Transformasi Digital Layanan Kepolisian

Kesulitan berkonsentrasi dan mengambil keputusan ini dapat mempengaruhi berbagai aspek kehidupan sehari-hari, seperti pekerjaan, hubungan, dan kegiatan sosial. Orang dengan bipolar mungkin merasa frustrasi dengan diri mereka sendiri karena tidak dapat menyelesaikan tugas atau memenuhi tanggung jawab dengan baik.

5. Perubahan Pola Makan dan Berat Badan

Gangguan bipolar juga dapat memengaruhi pola makan seseorang. Pada fase mania, beberapa orang mungkin merasa terlalu sibuk atau terlalu berenergi untuk makan, sementara yang lain mungkin makan berlebihan sebagai cara untuk menyalurkan energi mereka. Pada fase depresi, sebaliknya, seseorang mungkin kehilangan nafsu makan sepenuhnya atau justru makan berlebihan sebagai cara untuk mencari kenyamanan.

Perubahan pola makan ini sering kali menyebabkan fluktuasi berat badan yang signifikan. Seseorang mungkin kehilangan atau menambah berat badan secara drastis dalam waktu singkat tanpa penjelasan medis lainnya. Perubahan pola makan dan berat badan ini bisa menjadi tanda bahwa seseorang mengalami gangguan suasana hati yang memengaruhi kebiasaan makan mereka.

Kesimpulan

Gangguan bipolar adalah kondisi yang kompleks dan serius yang dapat memengaruhi berbagai aspek kehidupan seseorang. Tanda-tanda seperti perubahan suasana hati yang ekstrem, perilaku impulsif, gangguan tidur, kesulitan berkonsentrasi, dan perubahan pola makan dapat menjadi petunjuk bahwa seseorang mungkin mengalami gangguan bipolar. Penting untuk memahami bahwa gejala-gejala ini bukan sekadar perubahan suasana hati biasa, tetapi merupakan indikasi dari kondisi medis yang memerlukan perhatian dan perawatan profesional.

Jika Anda atau seseorang yang Anda kenal menunjukkan tanda-tanda gangguan bipolar, penting untuk mencari bantuan dari tenaga kesehatan mental. Pengobatan seperti terapi dan obat-obatan dapat membantu mengelola gejala dan memungkinkan seseorang untuk menjalani kehidupan yang lebih stabil dan memuaskan.

Berita Terkait

Perjalanan Spektakuler Melintasi 50 Terowongan dan 77 Jembatan di Taiwan
Sekjen IKA UNAIR Imbau Wisudawan Perkuat Jaringan Alumni
Hari Ayah Sedunia: Menghargai Peran dan Cinta Tanpa Syarat Seorang Ayah
Strawberry Moon Muncul di Langit, Warisan Tradisi Kuno yang Bertemu Sains Modern
Kota Atlantis: Misteri Peradaban Legendaris yang Hilang di Dasar Laut
Polisi Tangkap Pengoplos Gas di Tangerang, Kerugian Negara Rp612 Juta
Botok: Rasa yang Tersimpan dalam Lipatan Waktu
Kenapa Banyak Pesawat Berwarna Putih? Ini 5 Alasan Utamanya
Berita ini 0 kali dibaca

Berita Terkait

Senin, 16 Juni 2025 - 13:00 WIB

Perjalanan Spektakuler Melintasi 50 Terowongan dan 77 Jembatan di Taiwan

Minggu, 15 Juni 2025 - 12:42 WIB

Sekjen IKA UNAIR Imbau Wisudawan Perkuat Jaringan Alumni

Minggu, 15 Juni 2025 - 12:36 WIB

Hari Ayah Sedunia: Menghargai Peran dan Cinta Tanpa Syarat Seorang Ayah

Kamis, 12 Juni 2025 - 09:08 WIB

Strawberry Moon Muncul di Langit, Warisan Tradisi Kuno yang Bertemu Sains Modern

Jumat, 30 Mei 2025 - 09:47 WIB

Kota Atlantis: Misteri Peradaban Legendaris yang Hilang di Dasar Laut

Berita Terbaru

Bolu Meranti Tekan Biaya Energi hingga 50% Berkat Gas Bumi PGN

Teknologi dan Sains

Bolu Meranti Tekan Biaya Energi hingga 50% Berkat Gas Bumi PGN

Kamis, 26 Jun 2025 - 13:47 WIB