Sejarah Hari Pramuka 14 Agustus: Dari Kolonial Hingga Kemerdekaan

- Penulis Berita

Selasa, 13 Agustus 2024 - 20:06 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Sejarah Hari Pramuka 14 Agustus: Dari Kolonial Hingga Kemerdekaan

Sejarah Hari Pramuka 14 Agustus: Dari Kolonial Hingga Kemerdekaan

mediarelasi.idHari Pramuka yang diperingati setiap tanggal 14 Agustus tak lepas dari sejarah panjang gerakan kepanduan di Indonesia, yang telah dimulai sejak masa kolonial. Pada awalnya, konsep kepanduan yang dipopulerkan oleh Boden Powell menyebar luas ke berbagai negara, termasuk Belanda. Di Belanda, gerakan ini dikenal dengan nama Padvinder.

Saat Belanda menjajah Indonesia, ide ini dibawa serta dan berdirilah organisasi Nederlands Indische Padvinders Vereeniging (NIPV) pada tahun 1916. Organisasi ini awalnya dikhususkan bagi para pandu di Hindia-Belanda. Selain NIPV, Belanda juga mendirikan organisasi serupa bernama Nederlandsche Padvinders Organisatie (NPO).

Namun, pada awalnya, warga pribumi Indonesia tidak diperkenankan bergabung karena kekhawatiran Belanda bahwa organisasi ini dapat menjadi wadah aspirasi nasionalis. Di tahun yang sama, Sultan Pangeran Mangkunegara VII mendirikan organisasi kepanduan bernama Javanese Padvinders Organisatie (JPO). Langkah ini kemudian menginspirasi munculnya berbagai organisasi kepanduan lain di tanah air.

Namun, istilah “padvinder” kemudian dilarang oleh pemerintah kolonial Hindia Belanda. Sebagai gantinya, K.H. Agus Salim mengusulkan penggunaan istilah “Pandu” atau “Kepanduan” untuk organisasi kepanduan di Indonesia.

Setelah peristiwa Sumpah Pemuda, kesadaran nasional semakin menguat, yang mendorong berbagai organisasi kepanduan untuk bersatu dalam Kepanduan Bangsa Indonesia (KBI) pada tahun 1930.

Baca Juga:  Eliano Reijnders Masuk, Egy Maulana Tersingkir: Shin Tae-yong Coret 4 Pemain untuk Hadapi Arab Saudi

Saat Jepang menduduki Indonesia, gerakan kepanduan dilarang, dan para pandu banyak yang bergabung dengan gerakan-gerakan yang dibentuk oleh Jepang seperti Keibodan, Seinendan, dan Pembela Tanah Air (PETA).

Setelah Indonesia merdeka pada 17 Agustus 1945, lahirlah Pandu Rakyat Indonesia pada 28 Desember 1945 di Solo sebagai satu-satunya organisasi kepanduan nasional. Namun, organisasi kepanduan ini terus berkembang dan terpecah menjadi lebih dari 100 organisasi hingga tahun 1961. Organisasi-organisasi tersebut kemudian tergabung dalam tiga federasi besar, yaitu Ikatan Pandu Indonesia (Ipindo), Persatuan Pandu Puteri Indonesia (Poppindo), dan Persatuan Kepanduan Puteri Indonesia (PKPI).

Melihat tantangan yang ada, ketiga federasi tersebut akhirnya melebur menjadi satu dalam organisasi baru bernama Persatuan Kepanduan Indonesia (Perkindo) pada tahun 1961.

Lahirnya Gerakan Pramuka

Kelahiran Gerakan Pramuka di Indonesia merupakan hasil dari beberapa peristiwa penting yang puncaknya adalah pengenalan resmi pada 14 Agustus 1961. Berikut adalah peristiwa-peristiwa yang melatarbelakangi penetapan Hari Pramuka:

  1. Pidato Presiden MPRS (9 Maret 1961): Presiden memberikan pidato di Istana Negara di hadapan para pimpinan organisasi kepanduan Indonesia. Momen ini kemudian dikenal sebagai Hari Tugas Gerakan Pemuda.
  2. Keputusan Presiden Nomor 238 Tahun 1961 (20 Mei 1961): Keputusan ini menetapkan Gerakan Pramuka sebagai satu-satunya organisasi kepanduan di Indonesia yang bertanggung jawab dalam pendidikan kepanduan bagi anak-anak dan pemuda. Tanggal ini juga bertepatan dengan Hari Kebangkitan Nasional, namun bagi Gerakan Pramuka, ini menjadi tonggak penting dalam sejarah pendidikan kepanduan.
  3. Hari Ikrar Gerakan Pramuka (30 Juli 1961): Pada tanggal ini, seluruh organisasi kepanduan di Indonesia melebur menjadi satu dan peristiwa ini diperingati sebagai Hari Ikrar Gerakan Pramuka.
  4. Perkenalan Resmi Gerakan Pramuka (14 Agustus 1961): Pada tanggal ini, Gerakan Pramuka secara resmi diperkenalkan kepada seluruh rakyat Indonesia. Di Jakarta, sekitar 10 ribu anggota Gerakan Pramuka mengadakan apel besar yang diikuti dengan pawai pembangunan di hadapan Presiden. Pada kesempatan yang sama, Presiden melantik anggota Mapinas, Kwarnas, dan Kwarnari serta menyampaikan penghargaan Panji Gerakan Kepanduan Nasional Indonesia kepada Ketua Kwartir Nasional, Sri Sultan Hamengkubuwono IX.
Baca Juga:  Akhiri Babak Kedua di Madrid, Ancelotti Siap Angkat Koper Usai Musim Berakhir

Peristiwa pengenalan pada 14 Agustus 1961 inilah yang kemudian diperingati sebagai Hari Pramuka dan dirayakan setiap tahun oleh seluruh anggota Gerakan Pramuka di Indonesia.

Berita Terkait

Persiapan Piala Presiden 2025, Panitia Tinjau Dua Stadion Andalan
Yokohama FC vs Kawasaki Frontale: Duel Dua Kutub di Mitsuzawa Stadium
Adi Satryo Resmi Berkostum Arema FC untuk Musim 2025/2026
Trent Alexander-Arnold Tegaskan Tujuan Utama di Real Madrid Bukan Ballon d’Or
Piala Dunia Klub 2025: Oscar Ustari Jadi Pahlawan, Inter Miami Ditahan Imbang Al Ahly
Daftar Lengkap 27 Pemain Manchester City di Piala Dunia Antarklub 2025, Ada Haaland dan Banyak Wajah Baru
Saddil Ramdani, Anak Muna yang Kini Berseragam Maung Bandung
Timnas Menang Tipis atas Tiongkok, Lolos ke Babak Selanjutnya Kualifikasi Piala Dunia 2026
Berita ini 0 kali dibaca

Berita Terkait

Kamis, 26 Juni 2025 - 14:16 WIB

Persiapan Piala Presiden 2025, Panitia Tinjau Dua Stadion Andalan

Minggu, 15 Juni 2025 - 13:02 WIB

Yokohama FC vs Kawasaki Frontale: Duel Dua Kutub di Mitsuzawa Stadium

Minggu, 15 Juni 2025 - 12:57 WIB

Adi Satryo Resmi Berkostum Arema FC untuk Musim 2025/2026

Minggu, 15 Juni 2025 - 12:46 WIB

Trent Alexander-Arnold Tegaskan Tujuan Utama di Real Madrid Bukan Ballon d’Or

Minggu, 15 Juni 2025 - 12:22 WIB

Piala Dunia Klub 2025: Oscar Ustari Jadi Pahlawan, Inter Miami Ditahan Imbang Al Ahly

Berita Terbaru

Bolu Meranti Tekan Biaya Energi hingga 50% Berkat Gas Bumi PGN

Teknologi dan Sains

Bolu Meranti Tekan Biaya Energi hingga 50% Berkat Gas Bumi PGN

Kamis, 26 Jun 2025 - 13:47 WIB