Yahya Sinwar Jabat Pemimpin Baru Hamas, Ini Respon Menlu Indonesia

Yahya Sinwar Jabat Pemimpin Baru Hamas

mediarelasi.id Yahya Sinwar kini telah resmi menjabat sebagai pemimpin baru Hamas, menggantikan Ismail Haniyeh. Dalam merespon perubahan ini, Menteri Luar Negeri Indonesia, Retno Marsudi, menegaskan posisi Indonesia yang tetap konsisten mendorong terciptanya perdamaian di Gaza, dengan prioritas utama mengupayakan gencatan senjata.

“Kita tetap berkomitmen pada upaya perdamaian yang komprehensif. Fokus utama kita adalah mendorong terjadinya gencatan senjata segera,” ujar Retno di hadapan para wartawan di Istana Kepresidenan Jakarta, Kamis (8/8/2024).

Retno juga menekankan bahwa Indonesia akan terus mendorong akses bantuan kemanusiaan ke Gaza agar tidak terhambat. Selain itu, Indonesia tetap teguh pada prinsip solusi dua negara sebagai fondasi perdamaian jangka panjang.

“Kita akan terus menjalankan fokus kita dengan konsisten,” tambahnya.

Pada sore hari yang sama, Retno dijadwalkan bertemu dengan delegasi Palestina untuk menegaskan kembali dukungan Indonesia terhadap perjuangan Palestina dalam meraih kemerdekaan.

“Kami berada di garis depan untuk mendukung Palestina, termasuk dalam upaya menggalang dukungan internasional bagi pengakuan Palestina di PBB,” kata Retno.

Dia juga menekankan pentingnya peran UNRWA (Badan PBB untuk Pengungsi Palestina) yang sering kali terganggu oleh berbagai hambatan, seraya menegaskan bahwa dukungan Indonesia kepada UNRWA akan terus berlanjut demi kesejahteraan pengungsi Palestina.

Profil Yahya Sinwar

Yahya Sinwar, pria berusia 61 tahun yang kini memimpin Hamas, dikenal sebagai sosok yang tegas namun tenang dalam mengambil keputusan. Menurut Abu Abdallah, seorang anggota Hamas yang pernah mendekam di penjara Israel bersamanya, Sinwar selalu berdiri kokoh dalam membela kepentingan Hamas.

Lahir di kamp pengungsi Khan Younis, Gaza selatan, Sinwar bergabung dengan Hamas sejak awal gerakan tersebut berdiri pada tahun 1987. Sebagai pendiri badan keamanan internal Hamas, Sinwar kemudian memimpin unit intelijen yang bertugas menindak warga Palestina yang diduga menjadi informan bagi Israel.

Selama 23 tahun di penjara Israel, Sinwar memanfaatkan waktunya untuk mempelajari bahasa Ibrani hingga mahir, yang memberinya pemahaman mendalam tentang budaya dan masyarakat Israel. Sebelum mengambil alih kepemimpinan Hamas di Gaza, ia dikenal sebagai komandan senior Brigade Ezzedine al-Qassam, sayap militer Hamas.

Berbeda dengan pendahulunya, Haniyeh, yang berupaya memperlihatkan wajah moderat Hamas kepada dunia, Sinwar lebih memilih pendekatan keras dalam mengangkat isu-isu Palestina, dengan tujuan agar dunia tidak mengabaikan penderitaan rakyat Palestina.

Related Articles

Responses

Your email address will not be published. Required fields are marked *