Malaysia Bersiap Bergabung dengan BRICS, Indonesia Tertinggal

- Penulis Berita

Kamis, 20 Juni 2024 - 16:32 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Malaysia Bersiap Bergabung dengan BRICS, Indonesia Tertinggal

Malaysia Bersiap Bergabung dengan BRICS, Indonesia Tertinggal

mediarelasi.id – Malaysia sedang mempersiapkan diri untuk bergabung dengan kelompok ekonomi negara berkembang BRICS. Informasi ini disampaikan langsung oleh Perdana Menteri Malaysia, Anwar Ibrahim, dalam sebuah wawancara dengan media China, Guancha.

“Kami telah mengambil keputusan, kami akan segera melaksanakan prosedur formal… kami hanya menunggu hasil akhir dari pemerintah di Afrika Selatan,” ungkap PM Anwar dalam video wawancaranya, dikutip dari Channel News Asia, Kamis (20/6/2024).

Pernyataan tersebut juga telah dikonfirmasi oleh perwakilan dari kantor PM Anwar Ibrahim.

Namun, PM Anwar tidak memberikan rincian lebih lanjut mengenai proses pengajuan Malaysia untuk bergabung dengan BRICS.

Baca Juga:  Perkuat Tata Kelola, Telkomsel Rombak Direksi dan Komisaris dalam RUPST 2025

Komentar PM Anwar ini muncul menjelang kunjungan Perdana Menteri China, Li Qiang, ke Malaysia selama tiga hari minggu ini, yang merupakan bagian dari perayaan 50 tahun hubungan diplomatik antara kedua negara.

Selama kunjungan tersebut, Malaysia dan China diperkirakan akan menandatangani beberapa kesepakatan, termasuk memperbarui perjanjian kerja sama perdagangan dan ekonomi selama lima tahun.

Sementara itu, di antara negara-negara Asia Tenggara, Indonesia, Thailand, Myanmar, Laos, dan Kamboja sebelumnya telah menyatakan minat untuk bergabung dengan aliansi perdagangan tersebut, sementara Vietnam menyatakan mereka “memantau dengan cermat proses perluasan keanggotaan BRICS.”

Baca Juga:  Prabowo Menunjuk Gibran Sebagai Pj. Presiden Selama Lawatan Kenegaraan

BRICS awalnya terdiri dari Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan, yang membentuk akronim tersebut.

Tahun lalu, kelompok ekonomi negara berkembang ini mulai memperluas keanggotaannya untuk menyaingi dominasi perekonomian Barat. Beberapa negara baru yang bergabung termasuk Arab Saudi, Iran, Ethiopia, Mesir, Argentina, dan Uni Emirat Arab, dengan lebih dari 40 negara lainnya menyatakan minatnya.

Berita Terkait

Sri Mulyani Terima Dana Pensiun dari Taspen, Berapa Jumlahnya?
Soal Dualisme di Tubuh PPP, Ini Respons Kementerian Hukum
PPPA Ingatkan Pentingnya Higienitas dan Inovasi Daerah dalam Pelaksanaan Program MBG
Wapres Tak Akan Permanen Berkantor di Papua, Tapi Bisa Lakukan Kunjungan Kerja
Tom Lembong di Persimpangan Hukum: Dari Kabinet ke Kursi Terdakwa
Raja Juli Antoni Ingin Standar Keamanan Pendakian Gunung Diperketat
Sufmi Dasco, Sosok Tenang di Balik Banyak Solusi Politik
Gibran Blusukan ke Blitar, Ziarah ke Makam Bung Karno Jadi Awal Kunjungan
Berita ini 74 kali dibaca

Berita Terkait

Rabu, 1 Oktober 2025 - 15:50 WIB

Sri Mulyani Terima Dana Pensiun dari Taspen, Berapa Jumlahnya?

Rabu, 1 Oktober 2025 - 15:46 WIB

Soal Dualisme di Tubuh PPP, Ini Respons Kementerian Hukum

Minggu, 28 September 2025 - 13:48 WIB

PPPA Ingatkan Pentingnya Higienitas dan Inovasi Daerah dalam Pelaksanaan Program MBG

Kamis, 10 Juli 2025 - 11:45 WIB

Wapres Tak Akan Permanen Berkantor di Papua, Tapi Bisa Lakukan Kunjungan Kerja

Jumat, 4 Juli 2025 - 10:19 WIB

Tom Lembong di Persimpangan Hukum: Dari Kabinet ke Kursi Terdakwa

Berita Terbaru

Politik

Soal Dualisme di Tubuh PPP, Ini Respons Kementerian Hukum

Rabu, 1 Okt 2025 - 15:46 WIB